Minggu, 28 Maret 2021

Pesona Tersembunyi Dibalik Hutan Harau

 

Lembah harau merupakan destinasi wisata alam yang sangat eksotis. Tak hanya memiliki tebing-tebing terjal yang menjulang tinggi, Lembah Harau juga memiliki banyak air terjun indah baik yang sudah dikenal maupun yang masih tersembunyi. Salah satunya adalah Sarasah Murai. Sarasah adalah sebutan lain dari air terjun oleh masyarakat Minangkabau. Sarasah Murai merupakan sebuah air terjun tersembunyi yang jarang didatangi, karena lokasinya yang berada cukup jauh ke pedalaman Desa Harau, terletak di Jorong Gontiang, Kenagarian Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota yang memiliki daya tersendiri bagi kalangan traveler.

Perjalanan menuju lokasi awal trekking cukup jauh, yaitu sekitar 10 kilometer dari pintu masuk kawasan Lembah Harau, jalur yang ditempuh tidaklah mudah, melewati jalan beraspal dan jalan tanah merah serta bebatuan. Sesampainya di lokasi awal trekking, pengunjung akan disuguhkan panorama serba hijau sejauh mata memandang, melewati hutan kayu manis, kebun coklat milik warga sekitarnya. Hanya sekitar 5-10 menit dari tempat parkir pengunjung akan sampai di lokasi air terjun,


        


        Dengan latar belakang bukit granit dan memiliki 7 tingkat serta airnya yang sangat jernih, membuat air terjun ini justru lebih bagus, lebih indah, dan lebih alami dibandingkan dengan beberapa air terjun lainnya yang ada di Lembah Harau. Semua tingkatan air terjun ini bisa dikunjungi, tetapi harus memiliki keberanian lebih dan harus dipandu oleh orang yang berpengalaman. Karena, jalur trekking yang dilalui untuk menempuh setiap tingkat sangat terjal, bahkan dibutuhkan tali webbing guna mempermudahkannya.

Jumat, 26 Maret 2021

Semburat Jingga Di Buper Guak Lago

 

Terletak di Jorong Kampuang Dalam, Limbanang, Kecamatan Suliki, Kabupaten Lima Puluh Kota, yaitu Buper (Bumi Perkemahan) Guak Lago. Berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat kota Payakumbuh. Menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat sunrise dan sunset dari puncak bukit yang dikelilingi oleh awan. Putihnya karpet awan membentang sejauh mata memandang, tak heran jika tempat ini menjadi spot favorit para fotografer yang ingin mengabadikan indahnya sunrise maupun sunset.

Untuk memasuki kawasan Buper Guak Lago, pengunjung tak perlu membayar tiket masuk, tapi  hanya dikenakan biaya parkir kendaraan roda dua Rp 2.000 dan roda empat Rp 5.000. Menuju puncak, pengunjung harus mempersiapkan tenaga ekstra karena akan menempuh medan yang cukup berat, yaitu pendakian dengan kemiringan sekitar 30-40 derajat. Dibantu dengan jenjang buatan dan pegangan tangan di sisi kiri, jadi tidak perlu takut untuk pendaki pemula. Memakan waktu sekitar 5-10 menit melakukan pendakian, pengunjung akan sampai di puncak bukit yang menjadi lokasi Buper Guak Lago.

Terdapat beberapa spot foto yang menjadi andalan di Buper Guak Lago, yaitu latar pemandangan dengan tulisan Buper Guak Lago, bola api, anjungan dengan pemandangan indah, kapal Nabi Nuh, bunga Raflesia, dan rumah pohon tempat beristirahat. Selain itu, di lokasi ini pengunjung juga dapat menikmati kuliner khas Kampung Limbanang, seperti gulai pongek 1000 daun, gulai paluik, dan randang karambia cukia.

Senin, 22 Maret 2021

Menikmati Alam Ditemani Kopi Murni


Menjadi minuman yang banyak digemari dan dikonsumsi masyarakat, kopi memiliki rasa yang patih bercampur dengan manisnya gula sehingga memberikan cita rasa yang nikmat. Tak hanya itu, sajian kopi yang dihidangkan dengan susu dan creamer juga menciptakan perpaduan rasa yang sempurna dalam setiap tegukannya.

        Lima Puluh Kota menawarkan tempat nongkrong berkonsep ruang terbuka hijau, di mana kita bisa menikmati seduhan kopi yang disuguhkan dengan pemandangan alam yang luar biasa. Namanya Gudang Kopi Kubua Jawi Camp. Berlokasi di Jorong Subaladuang, Nagari Sungai Kamuyang, Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Lebih kurang 20 kilometer dari pusat kota Payakumbuh, bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun empat.

Ditempat ini, kita bisa menikmati kopi asli Lima Puluh Kota. Spesialnya lagi, biji kopinya langsung digrinder di lokasi. Menu kopinya pun beragam, tak hanya tubruk, kopi khas Lima Puluh Kota ini juga diolah menjadi capucinno, latte, dan jenis-jenis kopi kekinian lainnya. Untuk warung kopi ini dibuka mulai pukul 09.00 WIB dan tutup pukul 09.00 WIB.

        Nikmatnya sajian kopi hangat ditemani suara angin, suara binatang, burung liar dan serangga, seolah sahut menyahut, melantunkan satu irama menambah indahnya suasana dalam menikmati kopi. Apalagi sore hari, menikmati suasana senja yang merah merona dan gemerlap lampu kota dimalam hari yang tak mau kalah memukau bagi para pengunjung yang sedang menikmati kopi di tempat ini. Tak hanya itu, pengelola ditempat ini juga menjadikan lokasi ini sebagai aera camping bagi pecinta alam.

Minggu, 21 Maret 2021

Jembatan Kaya Sejarah, Dengan Nilai Wisata Yang Indah


        Sebuah jembatan yang tercatat sebagai cagar budaya di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar, berlokasi di Jl. A. Yani, kelurahan Ibuh, Payakumbuh Utara, Payakumbuh, Sumatera Barat. Dibangun pada tahun 1818 dan memiliki panjang 40 meter dengan menggunakan arsitektur kuno. Jembatan yang menghubungkan Pasar Payakumbuh dengan Labuah Basilang dan nagari Aia Tabik ini ternyata memiliki sejarah yang berkaitan erat dengan masa penjajahan Belanda.

            Dibalik keindahan Jembatan Ratapan Ibu, tersimpan cerita pilu tentang perjuangan para pemuda ranah Minang dalam merebut kemerdekaan. Bagaimana tidak, jembatan ini merupakan tempat eksekusi para pejuang kemerdekaan oleh tentara Belanda pada zaman penjajahan. Para pejuang kemerdekaan Indonesia yang tertangkap digiring menuju jembatan tersebut, lalu disuruh berbaris di bibir jembatan. Setelah itu, mereka dieksekusi dengan tembakan senjata api, sehingga tubuh mereka langsung jatuh ke Batang Agam dan dihanyutkan arus deras. Masyarakat, terutama kaum wanita, setiap menyaksikan eksekusi itu hanya bisa menangis melihat para pejuang bangsa ditembaki, lalu mati dan jasadnya jatuh ke sungai yang kemudian hanyut terbawa arus sungai.

        Untuk mengenang kekejaman Belanda dan perjuangan para pejuang yang di bantai di jembatan ini, maka dibangun monumen ratapan ibu. Sebuah patung wanita paruh baya mencerminkan seorang ibu yang mengenakan pakaian khas Minang dan menunjuk kearah jembatan seolah-olah sedang menangis menyaksikan kekejaman tentara Belanda di area jembatan tersebut.

Kini, kawasan jembatan Ratapan Ibu sudah mulai dikembangkan menjadi Ruang Terbuka Hijau yang menjadikannya sebagai salah satu tempat bersantai favorit di pagi atau sore hari. Udara segar yang terasa disini dijamin mampu menghilangkan kepenatan yang kita rasakan, sangat cocok untuk tempat menghilangkan stress dari keramaian kota.

Sabtu, 20 Maret 2021

Transformasi Kota Biru Menjadi Kampung Rendang Payakumbuh

         Payakumbuh merupakan sebuah kota kecil yang menawarkan tatanan kota yang indah, memiliki beragam wisata, kuliner, budaya yang unik, serta penduduknya yang ramah sehingga membuatnya mendapat julukan sebagai Kota Biru.  Salah satu kuliner khasnya yang terkenal adalah randang atau rendang. Masakan daging asli yang dimasak menggunakan aneka rempah-rempah dan santan serta proses pembuatan rendang yang memakan waktu cukup lama dan rumit  ini menghasilkan cita rasa yang gurih, asin, manis, dan berempah yang sudah sangat akrab di lidah kita.


        Pada akhir 2018, Pemerintah Kota Payakumbuh mempromosikan daerahnya sebagai Kampung Rendang. Kini Payakumbuh memiliki ciri khas tersendiri dengan ikon “City of Randang”. Setelah bertransformasi menjadi Kampung Rendang, industri rendang di Kota Payakumbuh mengalami perkambangan yang pesat dengan terbentuknya UPTD Pusat Pelayanan dan Pengembangan Rendang, dibawah koordinasi Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Payakumbuh dan bekerjasama dengan Balai Besar POM di Padang.

UPTD Pusat Pelayanan dan Pengembangan Rendang mengelola khusus Sentra IKM Rendang Kota Payakumbuh yang terletak di Nagari Lampasi Tigo Nagari, kecamatan Payakumbuh yang dirintis oleh 37 IKM yang tergabung. Rata-rata setiap IKM yang ada di Payakumbuh memproduksi 31 kilogram rendang per hari, jika dikalkulasikan seluruh IKM bia berproduksi sekitar 1.147 kilogram atau lebih dari 1 ton. Saat ini di Sentra IKM Rendang sudah berhasil menghasilkan 9 varian rendang yaitu: rendang daging sapi, rendang daging ayam, rendang belut, rendang telur, rendang paru kering dan basah, rendang tuna, rendang jamur, dan pasta rendang. Target pemasaran produk olahan rendang ini adalah konsumsi lokal, pasar tradisional, pasar modern, luar daerah, pasar nasional dan internasional.

Jumat, 19 Maret 2021

Arsitektur Minangkabau Di Masjid Tua

 

        Masjid  Tuo Koto Nan Ampek atau disebut Masjid Gadang Balai Nan Duo merupakan masjid tertua yang ada di Kota Payakumbuh, berdiri sekitar tahun 1840. Berlokasi di kelurahan Balai Nan Duo, Kecamatan Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat.

Memiliki arsitektur klasik Minangkabau yang masih tetap bertahan meskipun terpaan cuaca dan pergantian musim datang silih berganti. Secara umum bangunan masjid berbentuk panggung dengan ornamen ukiran tradisional khas Minangkabau. Hampir keseluruhan bangunan berbahan dasar kayu, sementara atap masjid ini berbentuk piramida berundak dengan tiga tingkat, bagian atap teratas memiliki bentuk melancip. Meskipun telah berulang kali mengalami renovasi, bentuk bangunan tetap dipertahankan sesuai dengan aslinya.

Masjid ini terdiri dari beberapa bangunan. Bangunan utaman adalah masjid yang berada dibagian tengah, kemudian bangunan tambahan berupa perpustakaan, TPA, wc, dan rumah garin, bangunan dari bahan bata berspesi berbentuk kerucut, dan tempat parkir. Di sisi barat daya masjid ini terdapat makam Tuanku Nan Cheduk. Beliau merupakan salah satu pribumi yang di angkat Belanda sebagai Regent atas jasa-jasanya.

Minggu, 14 Maret 2021

Hujan Deras, Jembatan Penghubung Dua Nagari Tak Dapat Diakses

         Jembatan penghubung antara Kecamatan Guguak dan Kecamatan Akabiluru yang terletak di Nagari Simpang Sugiran ambruk akibat naiknya debit air setelah hujan deras yang melanda beberapa kawasan di Kabupaten Lima Puluh Kota. Akibat debit air naik, dua orang warga setempat sempat terseret arus. Kejadian ini terjadi pada, Sabtu malam.

        Jembatan yang menjadi akses utama nagari ini terputus total, sehingga tidak ada satu kendaraanpun yang bisa melewati jalan ini. Akibatnya, warga yang membutuhkan akses ke Kota harus memutar jauh dengan jarak tempuh yang lama, yakni melewati Nagari Suayan.

        Melihat kejadian itu, Bupati dan Wakil Bupati Lima Puluh Kota, Safaruddin Dt. Bandaro Rajo – Rizki kurniawan Nakasri beserta Forkomipda dan beberapa pimpinan OPD turun langsung ke lokasi ambruknya jembatan itu pada, Minggu, 14 Maret 2021.

        Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota sangat peduli, dan akan segera menangani agar akses jalan penghubung ini segera dapat terlewati,’ Safaruddin.

        Mewakili masyarakat, salah satu tokoh masyarakat Nagari Simpang Sugiran, Iswaris Chan mengucapkan ribuan terimakasih pada Bupati dan jajaran Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota, karena mereka turun langsung untuk meninjau kondisi mereka saat ini. Mereka juga berharap jembatan ini segera dibangun kembali secara permanen agar dua Nagari ini dapat terhubung kembali.

Jumat, 12 Maret 2021

Kampung Adat Lima Puluh Kota



@sudutpayakumbuh

        Minangkabau terkenal dengan ciri khasnya yaitu Rumah Gadang. Ya, hampir diseluruh wilayah Sumatera Barat, terutama daerah pedesaan dapat ditemui Rumah Gadang. Jika dahulunya Rumah Gadang digunakan sebagai tempat tinggal, musyawarah keluarga, serta tempat mengadakan upacara. Kini, Rumah Gadang dijadikan sebagai daerah kunjungan wisata.

        Kampuang Sarugo (Saribu Gonjong), begitu idiom yang diberikan untuk kawasan wisata budaya daerah ini. Terletak di Jorong Sungai Dadok, Nagari Koto Tinggi, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Tempat yang alamnya begitu asri, terdapat lebih kurang 33 rumah gonjong yang berdiri kokoh di kampung ini. Kampung Sarugo termasuk 3 Besar dalam Anugerah Pesona Indonesia 2020 katergori Kampung Adat. Selain itu, Kampung Sarugo juga dijadikan tempat shooting film layar lebar yang di tayangkan di bioskop berjudul Begadang Rendang, sebuah kisah cinta romantis dengan sentuhan komedi yang manis.

        Nagari yang terletak dideretan Bukit Barisan ini dijamin mampu membuat wisatawan yang berkunjung ke daerah ini terpesona dengan keeksotikan khas alam pedesaan yang ada di nagari ini. Bagaimana tidak, saat memasuki wilayah ini, kita akan dimanjakan dengan ribuan pohon jeruk yang tertata rapi dengan buah yang lebat tertata rapi dan mulai menguning. Terletak di dataran tinggi, dan dibawahnya terlihat hamparan sawah serta dua sungai yang kemudian bertemu membentuk Batang Sinamar. Sapaan hangat dan senyum tulus penduduk, ditambah dengan hembusan angin khas daerah pegunungan membuat suasana hati makin nyaman dan betah untuk berlama-lama disini.

     



Kamis, 11 Maret 2021

Keseruan Ibu-Ibu Ikut Lomba Panjat Pinang

          Panjat pinang menjadi salah satu permainan tradisional yang populer terutama pada saat perayaan kemerdekaan Indonesia. Lomba panjat pinang ini bukan hanya soal tenaga dan hadiah yang ada dipuncak, tetapi ia juga memiliki makna perjuangan dan kerja sama. Bagaimana tidak, tinggi tiang panjat pinang berkisar antara 8-10 meter dan dilumuri sabun, minyak pelumas, atau oli. Oleh karena itu, membutuhkan kerja sama tim yang baik untuk dapat mengambil hadiah yang ada di puncak.

Lomba ini memerlukan tenaga ekstra, sehingga para peserta lomba ini biasanya laki-laki. Uniknya, saat saya temui di daerah Situjuah Ladang Laweh, Kabupaten Lima Puluh Kota, peserta panjat pinang adalah kaum ibu-ibu. Dimulai sekitar pukul 14.00 WIB, terdapat 2 batang pohon pinang yang telah berdiri kokoh dengan berbagai macam hadiah di puncaknya, seperti bantal, baju, setrika, uang berisi amplop, kipas angin, dan berbagai macam hadiah lainnya.

Selama kurang lebih satu jam, belum ada satu tim pun yang berhasil sampai ke puncak. “Payah, licin bana untuak sampai ka ateh (susah, licin sekali untuk bisa sampai ke atas)” ujar salah seorang peserta lomba panjat pinang di lokasi.

Setelah berulang-ulang kali mencoba dengan berbagai strategi, akhirnya tim ibu Wati berhasil meraih puncak dan mengambil hadiah yang ada di batang pohon pinang itu



Kamis, 04 Maret 2021

Evakuasi Macan Dahan di 50 Kota

        Kemunculan macan dahan di permukiman warga membuat masyarakat Nagari Tanjuang Haro Sikabu-Kabu, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat geger. Bagaimana tidak, macan dahan ini memangsa lima ekor kambing milik warga. 

        Hal ini membuat masyarakat sekitar resah dan was-was, melihat kejadian ini kemudian pemerintah nagari setempat melaporkan kejadian ini ke posko BKSDA Kabupaten Lima Puluh Kota.

        Laporan tersebut langsung direspon oleh BKSDA dengan melakukan pemasangan perangkap di areal perkebunan di kawasan hutan Gunung Sago. Tak  butuh waktu lama, akhinya satwa tersebut berhasil masuk perangkap yang dipasang pada, Kamis, 04 Maret 2021.

        Satwa liar berjenis kelamin jantan itu dievakuasi petugas dan masyarakat setempat. Dari hasil observasi ini, macan dahan tersebut tidak terdapat luka dan dinyatakan sehat. Selanjutnya dibawa ke lokasi konservasi untuk dilepasliar kembali.

        Untuk mengantisipasi peristiwa ini agar tidak  terjadi kembali, masyarakat meminta dipasangkan perangkap. Akhirnya BKSDA Lima Puluh Kota memasang perangkap di areal perkebunan di kawasan hutan Gunung Sago.