Kamis, 22 April 2021

Si Hitam Manis Khas Payakumbuh

 

Menjadi lambang penghulu dalam suku Minang, makanan ini menggambarkan sosok bijaksana dan berpengalaman luas serta memiliki kelembutan hati. Awalnya, gelamai hanya dibuat untuk merayakan acara-acara perayaan dan upacara-upacara adat lainnya. Namun kini, gelamai sudah diproduksi  untuk dijual sehingga bisa ditemui di toko-toko kuliner daan oleh-oleh.

    Gelamai merupakan cemilan khas sejenis dodol atau jenang yang berkembang di Payakumbuh. Terbuat dari tepung beras ketan(pulut), gula aren, dan santan. Dalam adonan galamai ini ditambahkan kacang tanah yang disangrai, sehingga memberikan sentuhan rasa gurih renyah yang unik pada gelamai. Kemudian diolah dalam wajan besar dengan nyala api yang harus benar-benar pas, tidak boleh berhenti diaduk, serta membutuhkan waktu yang cukup lama berkisar antara 3-4 jam proses pemasakan hingga membentuk gumpalan yang liat dan berwarna kecoklatan. Gumpalan ini akan dipotong dan dibentuk sebelum adonanya dingin.


       Masalah citarasa galamai tidak sesederhana bentuknya. Dengan mencicipinya sedikit saja lidah orang Minang dapat membedakan manakah galamai asal Payakumbuh maupun daerah lainnya. Karakteristik ini memang sulit untuk didefinisikan dengan jelas karena kekhasan serta kerumitan dalam proses pembuatannya. Rasanya yang legit dan gurih membuat cemilan khas ini sangat cocok untuk dijadikan oleh-oleh untuk sanak saudara dan sahabat. Jangan khawatir, karena gelamai yang disimpan dalam tempurung kelapa diyakini bisa bertahan hingga 2 bulan.

Rabu, 21 April 2021

Si Putih Manis Khas Payakumbuh


    Bareh Randang atau Beras Rendang merupakan oleh-oleh khas kawasan Darek (Payakumbuh, Lima Puluh Kota, Agam, dan Tanah Datar) dengan olahan tepung beras yang disangrai  hingga kering kemudian dicampurkan dengan cairan gula dan santan yang telah dimasak. Wujud dari hasil percampuran ini seperti gumpalan kalis berwarna putih dengan tekstur lunak tetapi memiliki permukaan kasar dan bercitarasa manis. Gumpalan tersebut diletakkan pada sebuah wadah datar dan dibentuk menjadi bulatan atau persegi empat pipih. Setelah itu, Bareh Randang disajikan dengan dipotong melintang dan memanjang.


    Biasanya Bareh Randang disajikan dalam suatu prosesi adat, terutama pernikahan. Digunakan untuk manjapuik marapulai, yaitu menjemput mempelai laki-laki untuk dibawah ke rumah mempelai wanita. Bareh randang juga disajikan pada saat niniak mamak (sesepuh kaum) berkumpul dalam suatu pertemuan adat. Saat ini, Bareh Randang juga bisa disajikan sebagai cemilan untuk bersantai.

Selasa, 20 April 2021

Rumah Bernuansa Eropa Di Sumatera Barat

 

        Sumatera Barat punya Rumah Berbie?, rumah ini merupakan rumah milik warga yang berdiri berdiri sejak tahun 2006 silam. Rumah yang memiliki arsitektur bangunan berwarna putih yang mirip perumahan di Eropa, berbentuk bak kastil-kastil layaknya intro di film besutan Disney atau film-film imajinasi Eropa seperti Hary Potter. Memiliki 6 kamar, halaman hijau yang luas, dan juga terdapat 3 tiang bendera kebangsaan Indonesia berdiri sejajar di depannya yang membuat rumah ini sangat menarik untuk dikunjungi.

Rumah ini benar-benar mampu menarik pengunjung yang penasaran dengan kemegahannya, hal ini dibuktikan dengan selalu ramainya pengunjung yang datang terutama muda-mudi, baik dari lokal ataupun dari luar daerah yang berlomba-lomba mendatangi  tempat ini untuk berburu foto selfie, mengabadikan momen bersama, atau sekedar bersantai menikmati waktu, tempat ini menjadi lokasi favorit untuk foto prewedding bagi pasangan yang akan menikah. Bahkan, rumah ini juga pernah dijadikan sebagai lokasi syuting film Danur 3 yang dibintangi oleh Prilly Latuconsina. 


Untuk dapat melihat dan menikmati foto di tempat ini kita hanya perlu menempuh perjalanan lebih kurang 11 kilometer, atau 20 menit dari pusat kota Payakumbuh. Tepatnya berada di Jorong Kuranji, Kenagarian Guguak VIII Koto, Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota. Jangan takut tersesat, karena lokasi ini sudah ditandai di Google Maps, sehingga tempat ini mudah ditemukan.

Minggu, 18 April 2021

Pesona Keindahan Alam Gunung Bungsu


        Terletak di kenagarian Taeh Bukik, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, berjarak sekitar 14 – 15 kilometer dari pusat kota Payakumbuh. Gunung Bungsu merupakan gunung yang tidak terlalu tinggi, berada sekitar 1102 meter di atas permukaan laut sehingga cocok untuk pendaki pemula. Jika ingin berkemah disini, sebaiknya datang pada sore hari agar mendapatkan momen sunset, suasana lampu kota, dan sunrise dipagi hari. Tak hanya untuk para pendaki, gunung ini juga dijadikan sebagai tempat latihan oleh pecinta paralayang. Pada sore hari, tempat ini mulai diramaikan oleh para atlit untuk latihan. Gunung Bungsu pernah menjadi tuan rumah pada saat Kejurnas XC Paralayang yang di adakan pada tahun 2015.

Selain itu, gunung ini juga sering digunakan sebagai jalur track olahraga sepeda gunung. Struktur jalur lintasannya berupa tanah berwarna merah melewati jalur yang menanjak dan menurun dengan kondisi yang cukup terjal dan curam, serta sangat ekstrim  sehingga diperlukan kendali dan keahlian khusus untuk dapat melintasinya. Apabila hujan turun, maka track ini biasanya akan lebih licin.

Jumat, 16 April 2021

Wajah Baru Pemandian Batang Tabik


Batang tabik merupakan tempat pemandian alam nan menawan hati. Bersumber dari mata air yang tak pernah berhenti mengeluarkan air meskipun musim kian silih berganti, konon katanya air yang ada disini berasal dari Danau Singkarak atau lebih tepatnya berasal dari mata air Gunung Sago. Sehingga, kejernihan dan kesegarannya tidak perlu diragukan lagi.

        Awal mulanya, pemandian Batang Tabik hanya memiliki 3 kolam, yaitu kolam anak, dewasa, dan juga ibu. Nah, di kolam ibu inilah kita menemukan sebuah pemandian alami dan belum disentuh seperti dua kolam lainnya yang dasarnya sudah dipoles dengan lantai keramik. Dasar kolam ibu yang berpasir dan bebatuan sehingga membuatnya sangat jernih, menyejukkan, ditambah lagi dengan ribuan ikan air tawar warna-warni yang membuat suasana semakin asyik bagai menyelami lautan. Jangan khawatir airnya akan berbau amis dan kotor, karena kolam ini merupakan kolam yang langsung dialiri oleh mata air yang menjadi sumber air kolam ini sehingga airnya selalu bersih dan tidak amis.

Kini pemandian Batang Tabik hadir dengan wajah baru. Sebagai waterpark terbaru di sekitar Lima Puluh Kota, taman rekreasi air ini siap menjamu pengunjungnya melalui sederet wahana dan beberapa fasilitas tambahan meliputi area kuliner, pondok santai, toilet, ruang ganti pakaian, musholla, area parkir, dan lainnya seperti yang ada di waterboom pada umumnya.


        Untuk dapat menikmati pemandian Batang Tabik kita akan dikenakan biaya Rp 10.000 per orang. Sedangkan tiket untuk masuk ke Waterpark Batang Tabik kita akan dikenakan biaya weekday Rp 40.000, sedangkan weekend Rp. 50.000 per orang. Waktu operasional wisata air ini mulai pukul 8.00 WIB – 17.30 WIB. Adapun letak objek wisata air ini berada di desa Batang Tabik, Kecamatan Sei Kamuyang, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat.

Selasa, 13 April 2021

Pesona Purbakala Di Lima Puluh Kota



        Memiliki keindahan alam yang mempesona serta memiliki situs peninggalan purbakala yang dapat dijadikan sebagai objek wisata budaya dan penelitian. Nageri Maek memiliki peninggalan sejarah berupa menhir, sehingga dijuluki Nagari 1000 menhir. Terletak di nagari Maek, Kecamatan Bukit Barisan, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat.


        Menhir menurut arkeologi digunakan untuk tujuan religious dan memiliki makna simbolis sebagai sarana penyembahan arwah nenek moyang. Dengan fakta tersebut orang sangat tertarik untuk mengunjungi dan melihat sendiri bukti sejarah peradaban nenek moyang. Di Maek kita bisa menyaksikan hamparan keindahan alam yang masih asri dan bukti sejarah yang masih terjaga menjadi bukti bahwa nenek moyang orang Minangkabau sudah ada sejak lama, dengan peradabannya yang sudah lama sebelum zaman prasejarah.

Sabtu, 10 April 2021

Menilik Sate Khas Payakumbuh

 

pribadi

            Sate Danguang-Danguang adalah sate khas Payakumbuh yang bentuknya berbeda dengan sate Padang biasanya. Danguang-Danguang sendiri merupakan sebuah kecamatan yang berada sekitar 15 kilometer di sebelah utara Payakumbuh, Sumatera Barat.

Meskipun sama-sama menggunakan daging sapi atau daging ayam,  dan dipanggang di atas bara dari tempurung kelapa sambil diolesi minyak dari bawang goreng plus lemak cair sehingga menciptakan rasa yang gurih serta wangi yang khas. Akan tetapi, kuah yang digunakan untuk menyiram sate berbeda. Sate Padang biasanya disiram dengan kuah berwarna merah serta kental dan rasanya cukup tajam karena menggunakan rempah tajam seperti cabai, daun jeruk purut, dan bawang merah. Sedangkan sate Danguang-Danguang kuahnya lebih ke warna kuning dengan komposisi bumbu yang sedikit berbeda, yaitu menggunakan rempah berasa segar seperti ketumbar, lengkuas, dan jahe.

Selain rasanya lebih ringan dan tidak seberat sate Padang, sate Danguang-Danguang juga berkesan agak manis, karena dicampur sedikit gula aren (gula merah). Selain itu, ada campuran santan dalam proses pembuatan kuah sate Danguang-Danguang sehingga membuatnya benar-benar berbeda dengan sate Padang pada umumnya, dan sangat khas Payakumbuh. Untuk harganya sendiri, sate Danguang-Danguang bandrol dengan harga Rp 20.000 per porsinya.