Kamis, 12 Desember 2019

Harapan Masa Depan


Berbicara tentang masa depan, aku yakin setiap orang pasti memiliki impian, harapan, cita-cita, dan tujuan hidup yang lebih baik untuk kedepannya. Begitu juga denganku, aku selalu menginginkan masa depan yang cerah, sukses dalam pendidikan, karier, dan membahagiakan orang tua, serta memiliki keluarga yang bahagia. Tetapi, aku tahu  bahwa menggapai semua itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak rintangan yang harus dilewati, banyak pengorbanan yang harus dilakukan. Walaupun begitu, aku tidak mau impianku ini hanya menjadi sebuah angan-angan saja. Aku mau itu menjadi kenyataan yang bisa aku raih. Aku akan selalu berusaha dengan bersungguh-sungguh untuk mendapatkan semua itu. Tak lupa juga aku akan selalu meminta doa restu orang tua dan selalu berdoa kepada Allah SWT, serta selalu berpikiran optimis.

Jika ditanya tentang cita-cita, sebenarnya aku sama seperti anak kecil lainnya yang sering berganti cita-cita. Waktu duduk di bangku Sekolah Dasar aku mempunyai cita-cita ingin menjadi guru. Setiap kali guru menanyakan cita-citaku, spontan aku menjawab “guru”. Karena menurutku menjadi guru adalah pekerjaan yang mulia, mulai dari mengajari anak yang tidak tahu apa-apa menjadi mengerti akan banyak hal, hingga mampu merubah sikap muridnya kearah yang lebih baik, dan masih banyak hal lainnya yang membuatku ingin menjadi guru. 

Tetapi, cita-citaku mulai berubah ketika aku menduduki bangku Sekolah Menengah Pertama. Aku ingin menjadi seorang Engineer Elektro atau lebih tepatnya menjadi insinyur dibidang elektro. Semua itu berawal ketika aku mulai menyukai pelajaran fisika. Kebetulan guru yang mengajar saat itu menyenangkan, beliau mengajar dengan caranya unik sehingga mudah dipahami dan dimengerti. Itulah yang membuatku begitu tekun dan semangat dalam mempelajari pelajaran fisika. Setiap dua kali seminggu aku selalu meminta waktu guru tersebut untuk mengajariku tentang  materi yang tidak aku pahami. Hingga pada akhirnya aku lulus dari SMP dengan nilai Ilmu Pengetahuan Alam yang cukup memuaskan. 

Setelah itu, aku memutuskan untuk melanjutkan sekolah di STM, aku berencana mengambil jurusan teknik listrik. Tetapi, ayah melarangku untuk melanjutkan sekolah disana dengan alasan karena  sewaktu beliau sekolah disana dulu rata-rata muridnya laki-laki semua hingga saat ini pun masih begitu. Ya aku tahu, sebenarnya ayah melarangku sekolah disana karena beliau khawatir kepadaku. Tapi, tetap saja aku kecewa karena ayah tidak mengizinkanku untuk melanjutkan sekolah disana.

Akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan sekolah di SMA, dan aku mengambil jurusan IPA. Setelah 2 bulan berlalu, aku menemukan titik jenuh dalam mempelajari fisika, karena guru yang mengajar di kelasku tidak seperti guru sewaktu SMP dulu, beliau juga jarang masuk di kelasku. Rasa jenuh itu juga terbawa ke pelajaran lainnya, salah satunya kimia. Aku tidak suka belajar kimia, bahkan setiap ada kuis aku tak pernah mendapatkan nilai diatas kkm. Dan kebetulan aku duduk bersebelahan dengan teman yang juga tidak suka belajar kimia. Hingga pada suatu hari ketika guru kimia tersebut sedang menerangkan materi di depan kelas, aku dan teman sebangku ku asik bercerita. Saat itu beliau langsung memarahi kami berdua dan langsung mengusir kami dari kelas. 

Setelah jam pelajaran beliau selesai, beliau langsung memanggilku dan menyuruhku untuk mengikutinya ke kantor. Setibanya di kantor beliau langsung mengomeliku panjang lebar, dan beliau mengatakan kepadaku jika aku tidak mau berubah, maka nilai kimia ku tidak akan pernah tuntas sampai aku lulus nanti. Sontak itu membuatku cemas, karena kimia adalah salah satu pelajaran wajib jurusanku. Jika aku tidak lulus kimia mana mungkin aku bisa lulus dari SMA ini. Sejak saat itu aku berniat dan berusaha untuk berubah, aku mulai memperhatikan setiap beliau menerangkan, perlahan-lahan aku mulai mengerti, dan entah kenapa aku mulai menyukai pelajaran kimia, ternyata pelajaran ini tidak seburuk yang aku kira. Nilai kimia ku pun mulai naik, saat ujian aku memilih kimia sebagai ujian jurusanku, dan alhamdulillah nilai ku tidak terlalu buruk. 

Sejak saat itu aku ingin menjadi seorang analisis kimia. Aku berencana akan melanjutkan  pendidikan ku di Universitas Negeri Padang dan aku akan mengambil jurusan Kimia murni. Aku mendaftar di Universitas tersebut melalui jalur SNMPTN, tetapi sayangnya aku tidak lolos dijalur itu. Meski aku sempat down karena tidak lolos,tapi aku tidak patah semangat, karena aku berfikir masih ada jalur lain untuk masuk ke jurusan itu. Setelah itu aku berencana akan mengambil jurusan Pendidikan Kimia saat jalur SPAN PTKIN nanti. Jalur SPAN PTKIN pun dibuka, aku mendaftar di UIN Ar-Raniry Banda Aceh dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Lagi dan lagi, aku tidak lolos di jalur ini. Aku pun kembali down, untung saja ada keluarga yang selalu memberiku semangat. Hingga pada akhirnya aku mendaftar di jalur PMDK-PN. Kali ini aku tidak terlalu berharap untuk lolos di jalur ini, karena aku takut hasilnya akan seperti jalur sebelumnya. Kupasrahkan semuanya kepada Allah SWT. Tak kusangka aku diterima di Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta di jurusan Penerbitan. 

Akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikanku di Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta. Ya walaupun sebenarnya aku belum begitu paham apa itu jurusan Penerbitan, karena memang dari awal aku banyak mempelajari Ilmu Alam.  Tetapi, seiring berjalannya waktu kini aku bisa menentukan apa yang harus aku lakukan dimasa depanku nanti.  Saat ini aku sedang menjalani pendidikan tentang dunia Penerbitan di Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta. Perjalananku bisa sampai dititik ini tidaklah mudah, aku harus pergi  meninggalkan keluarga, sanak saudara, dan juga kampung halaman. Disini aku harus bisa hidup mandiri tanpa hadirnya sosok orangtua disampingku. Tapi ya udahlah ya, mau gak mau, suka gak suka ya harus dijalani, karena ini udah jadi pilihanku untuk kuliah disini. Jadi aku harus bisa melewati semua ini.

Di Politeknik Negeri Media Keratif ini aku ingin menjadi mahasiswi  yang berprestasi, aktif, dan berguna bagi banyak orang nantinya. Ketika lulus dari Politeknik Negeri Media Kreatif ini aku ingin lulus dengan mendapatkan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) yang baik dan membanggakan. Rencanaku selanjutnya setelah menyelesaikan pendidikan dan mendapatkan gelar, aku ingin menjadi penulis dan editor yang hasil karyanya disenangi oleh masyarakat luas.

Saat memasuki dunia kerja nanti, aku ingin sekali bisa bekerja sama dengan orang-orang yang lebih ahli dan paham dibidang ini, sehingga aku bisa lebih banyak belajar dari mereka. Semoga suatu saat nanti aku bisa mendirikan perusahaan penerbit sendiri. Ketika aku sudah benar-benar sukses nanti, akan kupersembahkan itu semua untuk membahagiakan orang tuaku. Dan aku ingin mewujudkan keinginanku dari dulu yaitu, aku ingin naik haji bersama keluargaku. 

Alangkah senangnya hatiku jika itu benar-benar terjadi, membayangkan wajah orang tuaku yang bahagia melihat anak satu-satunya sukses. Tanpa beliau aku tidak akan bisa menjadi seperti ini, beliau yang selalu mendukungku tanpa kenal lelah, beliau yang selalu mendoakanku tanpa henti, dan beliau yang selalu memberiku nasehat dan motivasi sejak aku kecil. Aku tahu membesarkanku seorang diri tidaklah mudah bagimu. Aku berjanji kepadamu akan berusaha dengan sebaik mungkin agar aku bisa sukses dan membahagiakanmu kelak ayah. Terima kasih banyak atas semua pengorbananmu ayah. I Love You Dad.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar