Berbicara tentang masa depan, aku yakin setiap orang
pasti memiliki impian, harapan, cita-cita, dan tujuan hidup yang lebih baik
untuk kedepannya. Begitu juga denganku, aku selalu menginginkan masa depan yang
cerah, sukses dalam pendidikan, karier, dan membahagiakan orang tua, serta
memiliki keluarga yang bahagia. Tetapi, aku tahu bahwa menggapai semua itu tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Banyak rintangan yang harus dilewati, banyak
pengorbanan yang harus dilakukan. Walaupun begitu, aku tidak mau impianku ini
hanya menjadi sebuah angan-angan saja. Aku mau itu menjadi kenyataan yang bisa
aku raih. Aku akan selalu berusaha dengan bersungguh-sungguh untuk mendapatkan
semua itu. Tak lupa juga aku akan selalu meminta doa restu orang tua dan selalu
berdoa kepada Allah SWT, serta selalu berpikiran optimis.
Jika ditanya tentang cita-cita, sebenarnya aku sama
seperti anak kecil lainnya yang sering berganti cita-cita. Waktu duduk di
bangku Sekolah Dasar aku mempunyai cita-cita ingin menjadi guru. Setiap kali
guru menanyakan cita-citaku, spontan aku menjawab “guru”. Karena menurutku
menjadi guru adalah pekerjaan yang mulia, mulai dari mengajari anak yang tidak
tahu apa-apa menjadi mengerti akan banyak hal, hingga mampu merubah sikap
muridnya kearah yang lebih baik, dan masih banyak hal lainnya yang membuatku
ingin menjadi guru.
Tetapi, cita-citaku mulai berubah ketika aku menduduki
bangku Sekolah Menengah Pertama. Aku ingin menjadi seorang Engineer Elektro atau lebih tepatnya menjadi insinyur dibidang
elektro. Semua itu berawal ketika aku mulai menyukai pelajaran fisika. Kebetulan
guru yang mengajar saat itu menyenangkan, beliau mengajar dengan caranya unik sehingga
mudah dipahami dan dimengerti. Itulah yang membuatku begitu tekun dan semangat
dalam mempelajari pelajaran fisika. Setiap dua kali seminggu aku selalu meminta
waktu guru tersebut untuk mengajariku tentang materi yang tidak aku pahami. Hingga pada
akhirnya aku lulus dari SMP dengan nilai Ilmu Pengetahuan Alam yang cukup
memuaskan.
Setelah itu, aku memutuskan untuk melanjutkan sekolah
di STM, aku berencana mengambil jurusan teknik listrik. Tetapi, ayah melarangku
untuk melanjutkan sekolah disana dengan alasan karena sewaktu beliau sekolah disana dulu rata-rata
muridnya laki-laki semua hingga saat ini pun masih begitu. Ya aku tahu,
sebenarnya ayah melarangku sekolah disana karena beliau khawatir kepadaku.
Tapi, tetap saja aku kecewa karena ayah tidak mengizinkanku untuk melanjutkan
sekolah disana.
Akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan sekolah di
SMA, dan aku mengambil jurusan IPA. Setelah 2 bulan berlalu, aku menemukan
titik jenuh dalam mempelajari fisika, karena guru yang mengajar di kelasku
tidak seperti guru sewaktu SMP dulu, beliau juga jarang masuk di kelasku. Rasa
jenuh itu juga terbawa ke pelajaran lainnya, salah satunya kimia. Aku tidak
suka belajar kimia, bahkan setiap ada kuis aku tak pernah mendapatkan nilai
diatas kkm. Dan kebetulan aku duduk bersebelahan dengan teman yang juga tidak
suka belajar kimia. Hingga pada suatu hari ketika guru kimia tersebut sedang
menerangkan materi di depan kelas, aku dan teman sebangku ku asik bercerita.
Saat itu beliau langsung memarahi kami berdua dan langsung mengusir kami dari
kelas.
Setelah jam pelajaran beliau selesai, beliau langsung
memanggilku dan menyuruhku untuk mengikutinya ke kantor. Setibanya di kantor
beliau langsung mengomeliku panjang lebar, dan beliau mengatakan kepadaku jika
aku tidak mau berubah, maka nilai kimia ku tidak akan pernah tuntas sampai aku
lulus nanti. Sontak itu membuatku cemas, karena kimia adalah salah satu
pelajaran wajib jurusanku. Jika aku tidak lulus kimia mana mungkin aku bisa
lulus dari SMA ini. Sejak saat itu aku berniat dan berusaha untuk berubah, aku
mulai memperhatikan setiap beliau menerangkan, perlahan-lahan aku mulai
mengerti, dan entah kenapa aku mulai menyukai pelajaran kimia, ternyata
pelajaran ini tidak seburuk yang aku kira. Nilai kimia ku pun mulai naik, saat
ujian aku memilih kimia sebagai ujian jurusanku, dan alhamdulillah nilai ku
tidak terlalu buruk.
Sejak saat itu aku ingin menjadi seorang analisis
kimia. Aku berencana akan melanjutkan
pendidikan ku di Universitas Negeri Padang dan aku akan mengambil
jurusan Kimia murni. Aku mendaftar di Universitas tersebut melalui jalur
SNMPTN, tetapi sayangnya aku tidak lolos dijalur itu. Meski aku sempat down
karena tidak lolos,tapi aku tidak patah semangat, karena aku berfikir masih ada
jalur lain untuk masuk ke jurusan itu. Setelah itu aku berencana akan mengambil
jurusan Pendidikan Kimia saat jalur SPAN PTKIN nanti. Jalur SPAN PTKIN pun
dibuka, aku mendaftar di UIN Ar-Raniry Banda Aceh dan UIN Sunan Gunung Djati
Bandung. Lagi dan lagi, aku tidak lolos di jalur ini. Aku pun kembali down,
untung saja ada keluarga yang selalu memberiku semangat. Hingga pada akhirnya
aku mendaftar di jalur PMDK-PN. Kali ini aku tidak terlalu berharap untuk lolos
di jalur ini, karena aku takut hasilnya akan seperti jalur sebelumnya.
Kupasrahkan semuanya kepada Allah SWT. Tak kusangka aku diterima di Politeknik
Negeri Media Kreatif Jakarta di jurusan Penerbitan.
Akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikanku
di Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta. Ya walaupun sebenarnya aku belum
begitu paham apa itu jurusan Penerbitan, karena memang dari awal aku banyak
mempelajari Ilmu Alam. Tetapi, seiring
berjalannya waktu kini aku bisa menentukan apa yang harus aku lakukan dimasa
depanku nanti. Saat ini aku sedang
menjalani pendidikan tentang dunia Penerbitan di Politeknik Negeri Media Kreatif
Jakarta. Perjalananku bisa sampai dititik ini tidaklah mudah, aku harus
pergi meninggalkan keluarga, sanak
saudara, dan juga kampung halaman. Disini aku harus bisa hidup mandiri tanpa
hadirnya sosok orangtua disampingku. Tapi ya udahlah ya, mau gak mau, suka gak
suka ya harus dijalani, karena ini udah jadi pilihanku untuk kuliah disini.
Jadi aku harus bisa melewati semua ini.
Di Politeknik Negeri Media Keratif ini aku ingin menjadi
mahasiswi yang berprestasi, aktif, dan
berguna bagi banyak orang nantinya. Ketika lulus dari Politeknik Negeri Media
Kreatif ini aku ingin lulus dengan mendapatkan Indeks Prestasi Komulatif (IPK)
yang baik dan membanggakan. Rencanaku selanjutnya setelah menyelesaikan
pendidikan dan mendapatkan gelar, aku ingin menjadi penulis dan editor yang
hasil karyanya disenangi oleh masyarakat luas.
Saat memasuki dunia kerja nanti, aku ingin sekali bisa
bekerja sama dengan orang-orang yang lebih ahli dan paham dibidang ini,
sehingga aku bisa lebih banyak belajar dari mereka. Semoga suatu saat nanti aku
bisa mendirikan perusahaan penerbit sendiri. Ketika aku sudah benar-benar
sukses nanti, akan kupersembahkan itu semua untuk membahagiakan orang tuaku. Dan
aku ingin mewujudkan keinginanku dari dulu yaitu, aku ingin naik haji bersama
keluargaku.
Alangkah senangnya hatiku jika itu benar-benar terjadi,
membayangkan wajah orang tuaku yang bahagia melihat anak satu-satunya sukses.
Tanpa beliau aku tidak akan bisa menjadi seperti ini, beliau yang selalu
mendukungku tanpa kenal lelah, beliau yang selalu mendoakanku tanpa henti, dan
beliau yang selalu memberiku nasehat dan motivasi sejak aku kecil. Aku tahu
membesarkanku seorang diri tidaklah mudah bagimu. Aku berjanji kepadamu akan
berusaha dengan sebaik mungkin agar aku bisa sukses dan membahagiakanmu kelak
ayah. Terima kasih banyak atas semua pengorbananmu ayah. I Love You Dad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar