Rabu, 27 November 2019

Refrain

          Dari kecil aku dan Nata selalu bersama-sama, karena orang tua kami kebetulan dinas bareng di Papua.  Hampir semua hal pertama di hidupku aku lewati bareng Nata. Mulai dari pertama masuk sekolah, pertama kali naik sepeda, pertama kali berantem, dan pertama-pertama kali lainnya.

      Setiap pagi aku dan Nata selalu berangkat bareng ke sekolah menggunakan sepeda. Aku sering membuat Nata kesal karena aku terlambat, tapi meskipun Nata orangnya jutek, ketus, dan suka nyebelin, Nata tetep sahabat terbaikku. Dia selalu ada dan dia tak akan pernah tergantikan oleh siapapun.
Suatu pagi, sekolahku kedatangan murid baru. Ternyata dia satu kelas denganku, namanya Ana. Dia adalah anak dari model favoritku. Lalu aku menceritakan kepadanya bahwa aku sangat ngefans dengan mamanya, aku ingin sekali foto bareng dan minta tanda tangan mamanya. Ana pun mengatakan kepadaku, bahwa dia akan mengajakku bertemu dengan mamanya setelah mamanya kembali dari Paris. Akhirnya mulai dari situ kami bertiga menjadi sahabat.

         Setelah pulang sekolah, kami selalu belajar bareng dirumah Nata. Hari demi hari kami lalui bersama, hingga pada suatu siang Nata membuatku kesal, dia mengomeliku di depan Ana. Sebenernya kita sering kayak gini, Nata selalu galak, sok cuek, sok serius gitu deh, tapi sebenernya aku tau Nata gak pernah tahan lama-lama berantem sama aku. Hehe Nata, Nata.

          Akhirnya sebelum pergi sekolah Nata minta maaf kepadaku, kami pun baikan dan pergi ke sekolah bareng seperti biasanya. Setibanya di sekolah aku dan Nata menghampiri Ana yang sedang duduk di kantin sekolah. Ana terlihat gelisah sekali, aku bertanya kepadanya mengapa dia gelisah, lalu dia menjawab bahwa dia harus ke Bandara karena mamanya pulang dari Paris. Tanpa pikir panjang aku mengajak Ana dan Nata bolos dari sekolah untuk pergi ke Bandara menemui mamanya Ana. Awalnya Nata menolak karena dia tidak mau ketinggalan pelajaran, tapi aku memaksanya untuk ikut, dan akhirnya dia mau ikut bersama kami.

      Kami diam-diam cabut dari sekolah lewat pagar dinding belakang, dan berlari ke jalan untuk naik taxi menuju Bandara. Ketika hampir sampai di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Ana menelfon tantenya terlebih dahulu. Tapi sayang, tantenya mengatakan bahwa mamanya tidak jadi pulang hari ini. Ana terlihat sangat sedih karena ia tidak jadi bertemu dengan mamanya. Aku tau apa yang dirasakan Ana saat itu, lalu aku dan Nata berusaha untuk menghibur Ana agar tidak sedih lagi.

        Keesokan harinya aku, Nata, dan Ana di panggil ke ruang BK karena bolos pelajaran kemarin. Mereka berdua terlihat takut, karena mereka tidak terbiasa bolos dari sekolah. Mereka langsung berjanji kepada guru BK tidak akan bolos lagi. Berbeda denganku yang sering di panggil keruang BK karena sering tidak masuk saat jam pelajaran dan sering tidak mematuhi aturan sekolah. Aku tidak berjanji bahwa aku tidak akan mengulanginya kembali, tapi aku hanya mengatakan bahwa aku akan berubah dan berusaha untuk tidak bolos lagi. Akhirnya kami bertiga dihukum dan disuruh untuk mencuci mobil sekolah yang sangat kotor itu. Ini merupakan pengalaman pertama kami dihukum bareng, bukannya sedih tapi malah seneng karena kami bisa main siram-siraman air, hehe.

      Sepulang sekolah, seperti biasanya kami belajar bareng dirumah Nata. Dan malam ini kami sepakat untuk pergi ke pasar malam sekedar untuk melepas lelah dan menghibur diri. Malam itu sungguh sangat menyenangkan, kami sangat menikmati seluruh acara yang ada pada malam itu.
Malam berikutnya ketika aku sedang duduk diteras rumah, aku mendengar Nata sedang  bermain musik dengan sangat indah, Nata memang memiliki bakat menjadi musisi. Namun sayang, Nata tidak mau menampilkan bakatnya itu didepan umum. Karena dia tidak memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan dia takut dicemooh oleh orang banyak. Aku berusaha membujuknya agar dia mau menampilkan bakatnya itu pada saat pensi nanti, dan aku berjanji kepadanya bahwa aku akan menontonnya di paling depan setelah aku selesai mendukung pertandingan basket. Akhirnya dia pun mau tampil di acara pensi tersebut.

       Acara pensi pun dimulai, setelah selesai mendukung pertanding basket aku berlari terburu buru menuju panggung pensi untuk melihat Nata tampil. Saat aku sampai, Nata terlihat cemas banyak orang yang menyorakinya untuk turun, dengan penuh semangat aku berteriak untuk menyemangati Nata, dia tersenyum dan menengok kearah ku, lalu dia mulai membawakan lagunya. Ketika ia mulai bernyanyi, semua orang terlihat sangat menikmati lagunya dan memberikan Nata tepuk tangan. Hari ini dia bernyanyi didepan banyak orang, menunjukkan bakatnya ke dunia. Dan diatas panggung aku melihatnya begitu bersinar. Aku yakin, suatu saat nanti Nata akan menjadi musisi hebat.

        Setelah Nata selesai tampil, aku di panggil oleh kapten basket SMA Pelita yang baru saja bertanding dengan tim baket sekolah ku. Dia mengajakku berkenalan. Namanya Oliver, dia juga meminta nomor telfonku. Tetapi aku tidak memberikannya pada saat itu, aku mengatakan kepadanya bahwa akan memberikan nomorku jika bertemu lagi. Setelah itu aku langsung pergi untuk menemui Nata dan Ana. Aku langsung menceritakan kejadian tadi kepada mereka, tapi tiba-tiba Nata menjadi kesal kepadaku dan pergi meninggalkan kami di kantin.

       Keesokan harinya setelah pulang sekolah Oliver datang menjemputku. Aku di ajak makan dan membeli ice cream, lalu kami jalan-jalan sebentar sambil bertukar cerita. Setelah itu Oliver mengantar ku pulang, setibanya dirumah dia kembali meminta nomor telfonku, akupun menuliskan nomorku di bajunya karena saat itu kebetulan kami tidak membawa kertas dan HP. Hari ini aku bahagia banget, untuk pertama kalinya aku pergi sama cowok selain Nata. Aku merasa bahwa aku jatuh cinta kepada Oliver. Seiring berjalannya waktu, aku dan Oliver sering pergi jalan bareng. Hingga pada satu waktu Oliver nembak aku dan akhirnya kami jadian.

       Suatu malam, saat aku dan Oliver sedang diner, aku mendapat kabar bahwa Nata kecelakaan. Aku langsung buru-buru pergi kerumah sakit meninggalkan Oliver yang sedang ke toilet. Malam itu aku dan Ana menemani Nata di Rumah Sakit. Tetapi pada keesokan harinya malah Ana tidak masuk sekolah, katanya sih dia sakit. Akhirnya aku dan Nata sepakat untuk menjenguk Ana saat pulang sekolah nanti.

         Setelah pulang sekolah, aku dan Nata pergi kerumah Ana. Kami melihat Ana sedang berdiri di teras lantai atas rumahnya. Ana terlihat kaget ketika melihat kami datang, ia langsung menyembunyikan sesuatu yang ada di tangannya. Aku bertanya kepadanya sakit apa, dan aku memegang kepalanya untuk merasakan suhu tubuhnya. Tetapi, pada saat aku memegang kepalanya tiba-tiba saja jatuh foto-foto dari tangannya ke kolam berenang. Ternyata orang yang ada di dalam foto tersebut adalah Nata. Ana panik dan langsung lari kebawah, Nata pun lari menyusul Ana ke lantai bawah. Nata pun langsung menanyakan kepada Ana maksud dari semua itu, Ana pun menjawab kalau dia sebenarnya sayang sama Nata. Tetapi tak kusangka, bahwa Nata sayang ke aku. Aku kaget mendengar kata-kata itu, aku langsung pergi meninggalkan mereka berdua. Aku tak percaya Nata sayang aku lebih dari seorang sahabat. 

        Sejak hari itu semuanya berubah. Aku dan Nata nggak bisa kayak dulu lagi, semuanya berubah. Tiba-tiba ada yang menjanggal, tiba-tiba ada yang berbeda. Sekolah juga udah nggak sama lagi, sekolah udah nggak nyenengin lagi, masa-masa terakhir SMA ku terasa gelap. Aku udah nggak pernah belajar bareng Nata lagi, jika bertemu pun kami sudah tak saling sapa lagi.

        Masa SMA akan segera berakhir, dan promnight yang ditunggu-tunggu akhirnya dateng. Awalnya aku akan datang bareng Oliver, tapi karena dia bilang tiba-tiba sakit, jadinya aku datang ke acara promnight sendirian. Tapi tak kusangka, ternyata Oliver yang katanya sakit malah dateng ke acara promnight bareng Helena. Jujur aku kecewa melihat Oliver, ketika aku akan menamparnya tanganku ditahan oleh Helena, dan tiba-tiba saja Nata datang menggampar muka Oliver dan langsung menarikku keluar dari acara promnight itu. Dia langsung mengajakku pulang kerumah, selama perjalanan pulang aku dan Nata hanya diam, tidak sepatah kata pun yang keluar.

         Ketika sampai dirumah ada yang ingin aku bicarakan ke Nata, begitu juga dengan Nata. Lalu aku menyuruh Nata untuk ngomong duluan, dan dia mengatakan bahwa dia besok akan pergi ke Austria untuk meneruskan sekolah musiknya. Lalu dia menyuruhku untuk menjaga diri baik-baik. Setelah itu dia pergi kerumahnya untuk melanjutkan packing barang-barang yang akan dibawa besok ke Austria. Dan akupun kembali kerumah, saat itu baru aku sadari bahwa aku telah jatuh cinta kepada Nata. Aku menyesal, kenapa saat dia akan pergi jauh baru aku menyadari rasa ini, rasanya aku tak ingin jauh dari Nata. Dan aku pun tertidur sampai jam 10.00. Saat aku bangun, aku langsung bergegas kerumah Nata untuk melihat keberangkatannya. Tapi sayangnya aku terlambat, Nata sudah tidak ada lagi dirumahnya.  Nata hanya meninggalkan sebuah amplop biru, dan aku langsung membacanya. Dari surat itu, aku baru menyadari bahwa Nata benar-benar menyayangiku dengan sungguh-sungguh.

        Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun pun berlalu. Tak terasa sudah 5 tahun aku dan Nata terpisah. Kini aku sedang merintis karirku menjadi seorang desainer. Suatu hari tanpa sengaja, ketika aku sedang mengambil sesuatu di dalam lemari, aku menjatuhkan sebuah kotak yang di dalamnya berisi Amplop berwarna biru dari Nata 5 tahun yang lalu. Aku membaca kembali isi amplop itu, dan dengan tekad yang utuh aku memutuskan untuk menyusul Nata ke Austria.

          Akhirnya  aku tiba di Austria, di tempat asing ini aku melangkah, aku berjalan membawa cintaku, kakiku melaju tanpa ragu menjemput pangeranku. Aku nggak mau terlambat lagi, dan aku nggak mau kehilangan lagi. Dan amplop biru ini akan menjadi penuntunku disini.

         Setelah aku keluar dari Bandara, aku naik taxi untuk menuju ke alamatnya Nata. Dalam perjalanan, tak sengaja aku melihat Nata yang sedang bersepeda. Aku meminta untuk berhenti sebentar kepada supir tersebut, lalu aku memanggil Nata, tapi sayangnya dia tidak mendengarku. Dan sialnya lagi, taxi yang aku tumpangi pergi begitu saja meninggalkanku membawa barang-barangku. Aku terus berusaha untuk menuju alamat Nata, bertanya ke orang-orang sekitar jalan menuju alamat tersebut. Dan akhirnya aku menemukan tempat tersebut, kebetulan pada saat itu Nata sedang perfom, lagu yang dibawakan Nata indah sekali, semua penonton terpukau kepadanya dan memberikan tepuk tangan yang meriah untuknya.

       Setelah Nata selesai perfom, aku memilih menunggunya diluar, hingga Nata pun melihatku dan akhirnya aku dan Nata bertemu kembali. Setelah berbincang-bincang cukup lama, kemudian Nata mengajakku jalan-jalan mengelilingi kota Austria menggunakan kereta kuda. Senang rasanya bisa bertukar cerita dan tertawa bersama Nata lagi. Di sela-sela pembicaraan, aku memuji lagu yang dibawakan oleh Nata tadi, aku mengatakan bahwa lagunya itu bagus. Kemudian dia menjawab bahwa lagu itu untukku. Aku hanya tertawa. Lalu Nata bertanya siapa pacarku. Aku hanya kembali tertawa dan memberikannya sebuah  amplop berwarna merah, di amplop itu aku menuliskan jawaban yang selama ini Nata inginkan, yaitu “it’s always been you too.”



                                                      SELESAI  


Film ini dirilis pada 20 Juni 2013, disutradarai oleh Fajar Nugros. Yang y5dibintangi oleh Afgansyah Reza dan Maudy Ayunda. Skenario film ini ditulis oleh Haqi Achmad, berdurasi selama 110 menit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar